0 com
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Pada hakikatnya sejak manusia
dilahirkan, manusia sudah diberikan perasaan oleh Tuhan. Perasaan merupakan
kebutuhan manusia yang fundamental.
Dalam
menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu memiliki perasaan cinta kasih
dalam berbagai macam aspek kehidupan. Contoh, cinta kepada keluarga, cinta
kepada teman, cinta kepada saudara, cinta kepada suatu pekerjaan, cinta kepada
alam, dan lain-lain. Tidak ada manusia di dunia ini yang memiliki rasa cinta
kasih, kecuali orang yang jiwanya telah menghilang (jiwanya telah mati).
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
CINTA KASIH
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.
Ada
beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu
hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta.
Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun
cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada
orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983:
24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu
terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling
tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang
sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar
tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Dr.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure,
yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk
hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia
sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak,
Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti
sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah
satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut
bukan cinta.
Secara
sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan
kebahagiaan.
Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut :
Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut :
1.
Cinta bersifat manusiawi
2.
Cinta bersifat rohaniah sedangkan nafsu bersifat
jasmaniah
3.
Cinta menunjukkan perilaku member, sedangkan nafsu
cenderung menuntut
Cinta juga selalu menyatakan unsur – unsur dasar tertentu, yaitu :
1.
Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya
2.
Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar
berdasarkan atas suka rela
3.
Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan
untuk mengembangkan pribadi orang lain agar mau membuka dirinya
4.
Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui
rahasia manusia
Macam-macam Cinta
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam
bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang
dapat di uraikan sebagai berikut :
-
Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya
sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan cinta diri sendiri
diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri ini bernilai
negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus
dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini
bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya tidak harus
dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat
baik.
-
Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta
kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu merupakan
watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya
kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia
bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna,
bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan
yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia
itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian
(manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
-
Cinta Erotis
Cinta
yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini
merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang
sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda
jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang,
keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah
yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang
membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan
timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan
mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya
tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu
birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
-
Cinta Keibuaan
Kasih
sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat
pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu
ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh
dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli
ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis,
melainkan dorongan psikis.
Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar
tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
-
Cara mewujudkan cinta diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan
jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi,
menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak
melanggar adat atau norma yang ada.
Cara mewujudkan cinta sesama manusia / persaudaraan
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian.
Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry
Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas
suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran
Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863)
-
Cara mewujudkan cinta erotis
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung
jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis
seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari
percintaan.
Cara mewujudkan Cinta Keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga
terhadap anaknya dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai
menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan
dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari segala kesusahan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :
Manusia
pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
Cinta
kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan
atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi,
selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta
dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya terdapat
perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada
yang dicintai.
Cinta
itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala
cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan
apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur
tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan
penderitaan yang luar biasa.
SUMBER:
►Diposting oleh
:yusuf maulana
:
di
09.43
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia.
Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap
individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang
tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada
dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang
menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi
tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut
kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani menghadapi
masalahnya sendiri.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari tanggungjawab?
2.
Apa saja macam-macam dari tanggungjawab?
3.
Apa pengertian dari pengabdian?
4.
Apa penegrtian dari pengorbanan?
5.
Apa perbedaan antara pengabdian dan
pengorbanan?
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah
untuk mengetahui lebih jelas tentang tanggung jawab yang dialami oleh manusia
dan bentuk-bentuk dari tanggung jawab yang dialami manusia. Selain itu juga
untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab terhadap manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengeritan Tanggungjawab
Tanggungjawb adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan
menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab
juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau
pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain.
Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup
dalam lingkungan alam.
Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah
menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan
tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain
yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan
pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu,
dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik.
Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak
lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara
masyarakat.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban
atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak
yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai
pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan
pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian
keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara
manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri
manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia
menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa
pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau
meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Berdasarkan
penjalasan di atas, maka dapat kita jelaskan macam-macam dari bentuk
tanggungjawab sebagai berikut :
1. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
Ada beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggungjwab
kehidupan ini dengan baik. Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan
potensi yang ada dalam diri sendiri. Selain itu, memahami tujuan hidup agar langkah
untuk dikerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir
dan bersikap positif walau apapun yang terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak
terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Keadaan dalam merespon
keadaan menentukan tingkat keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila
direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula. hanya diri kita sendirilah
yang bertanggungjawab menentukan kehidupan
seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggungjawab
terhadap nasib ataupun esuksesan kita. Peran dari orang lain hanya bersifat
sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.
2.
Tanggungjawab
terhadap Keluarga
Secara
tradisional keluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan
tanggungjawabnya. Si orang tua bertanggungjawab kepada anaknya, anggota
keluarga saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan
susah, saling mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari
apakah kehidupan itu berbentuk perkawinan atau tidak. Di lihat dari segi
tanggungjawab, orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap
pendidikan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, orang yang
pertama kali dijumpai anak adalah orang tuanya, jadi secara tidak langsung ayah
dan ibu adalah guru pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang tua itu
sendiri.
3.
Tanggungjawab
terhadap masyarakat
Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan
mereka. Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai
norma. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di
dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia
membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum
yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam negara-negara modern
aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah sistem hukum dan
sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan
harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik
orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran)
berdasarkan KUHP.
4.
Tanggungjawab
terhadap bangsa / negara
Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk
tanggungjawab masyarakat atau lebih khususnya pelajar terhadap bangsa dan
negara. Karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang terbaik bagi
bangsa dan negara. Sumber Daya Manusia Indonesia masih sangat lemah untuk
mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah
selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting.
5.
Tanggungjawab
terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh
sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai
tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan
dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya
serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk
suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal
tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab
manusia terhadap sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta
tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap
Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan
beribadah kepada-Nya.
Pengeritan Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang,
hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Macam-macam pengabdian
:
a. Pengabdian kepada
keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup
berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih
sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih
sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian.
Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan
anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian
kepada masyarakat
Manusia dalah anggota dari masyarakat,
manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena manusia satu dengan yang lain
saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau
memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai
kesulitan, ia akan diabaikan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan
menyadai kepada masyarakat lingkungannya.
c. Pengabdian
kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian
dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib
mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk
pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
d. Pengabdian
kepada Tuhan
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung
jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Pengertian Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan
demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan
yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat
dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para
tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya
wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Perbedaan
pengabdian dan pengorbanan
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada
perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia yang bertanggung jawab akan memperoleh
kebahagiaan, karena ia telah menjalankan kewajibannya dengan baik.
Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang
lain. Namun sebaliknya, orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai
kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya
tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud
dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada
perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Sumber:
►Diposting oleh
:yusuf maulana
:
di
09.26
BAB I
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG
Penderitaan
Menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan sangat di hindarkan oleh manusia. namun karena semakin berkembangnya manusia dalam menjalani kehidupan justru tidak membuat penderitaan yang di tanggung manusia menjadi berkurang, justru semakin bertambah karena semakin kompleks pula penderitaan yang di hadapi manusia. seiring perkembangan zaman, semakin tinggi tingkatan manusia semakin berat pula penderitaan yang di dapat. namun pengukuran penderitaan tidak bersifat mutlak, ada orang yang menganggap itu adalah suatu penderitaan dan ada pula yang menganggap itu bukanlah penderitaan. ada orang yang memilih penderitaan sebagai upaya untuk mendisiplinkan diri, dan ada pula yang menderita karena rasa bersalah dan penyesalan.
Menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan sangat di hindarkan oleh manusia. namun karena semakin berkembangnya manusia dalam menjalani kehidupan justru tidak membuat penderitaan yang di tanggung manusia menjadi berkurang, justru semakin bertambah karena semakin kompleks pula penderitaan yang di hadapi manusia. seiring perkembangan zaman, semakin tinggi tingkatan manusia semakin berat pula penderitaan yang di dapat. namun pengukuran penderitaan tidak bersifat mutlak, ada orang yang menganggap itu adalah suatu penderitaan dan ada pula yang menganggap itu bukanlah penderitaan. ada orang yang memilih penderitaan sebagai upaya untuk mendisiplinkan diri, dan ada pula yang menderita karena rasa bersalah dan penyesalan.
Penderitaan ada yang berasal karena Tuhan
dan ada juga yang berasal karena ulah manusia itu sendiri. Tuhan memberikan
penderitaan kepada manusia agar manusia itu sadar dan berubah menuju jalan yang
lurus yang telah ditentukan oleh Nya.
Dibalik sebuah penderitaan manusia terdapat
hikmah-hikmah yang positif yang bisa diambil oleh manusia untuk bisa merubah
hidup nya menjadi jauh lebih baik lagi .
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari Penderitaan?
2.
Apa saja penyebab dari penderiaan?
3.
Apa yang berpengaruh jika terjadi penderitaan?
4.
Apa keterkaitan/hubungan manusia dan penderitaan?
5.
Bagaimana usaha untuk menghadapi penderitaan?
TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui
lebih jelas tentang penderitaan manusia dan bentuk-bentuk dari penderitaan
manusia. Dan untuk menghadapi
penderitaan untuk lebih sabar agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi
seperti, mengalami putus asa.
BAB II
PEBAHASAN
PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan
dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin.
Penderitaan
termasuk realitas Dunia dan Manusia. Penderitaan ada yang ringan dan ada yang
berat. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu
merupakan penderitaan bagi orang lain. Bisa juga penderitaan menjadi energi
untuk bangkit dan menjadikan seseorang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Penderitaan
juga merupakan teguran Tuhan kepada Umat-Nya agar manusia sadar untuk tidak
berpaling dari-Nya. Sebelum penderitaan itu terjadi pada umumnya manusia telah
diberikan tanda, tanda itu dapat berupa mimpi dan lain sebagainya.
SEBAB-SEBAB
PENDERITAAN
Sebab-sebab
timbulnya penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Perbuatan
buruk manusia terhadap lingkungan juga menyebabkan penderitaan bagi manusia.
Tetapi manusia tidak menyadari hal tersebut. Manusia baru menyadari setelah
bencana itu terjadi seperti :
Bencana Lumpur Lapindo yang disebabkan karena
kelalaian manusia dalam pengeboran sumur di Sidoarjo Jawa Timur yang
mengakibatkan menyemburnya lumpur panas dari bawah tanah. Semburan lumpur
panas tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan
perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Inilah
penderitaan manusia akibat kelalaian pekerja dan pimpinan perusahaan. Mereka
harus bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan warga sekitar.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib
buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan
kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk
dan takdir. Takdir suatu kejadian yang sudah dihendaki oleh Tuhan, sedangkan
nasib buruk itu manusia penyebabnya, karena perbuatan buruk antara sesama
manusia maka manusia lain akan menjadi menderita.
PENGARUH PENDERITAAN
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “nasi sudah
menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap
keputus-asaan atau tidak punya gairah hidup.
HUBUNGAN
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan
adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh
siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal
dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor
internal dan faktor eksternal.
Dalam diri
manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi
penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa
dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin
dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya
menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa
bahagia.
Apabila
karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa
kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu
rasa takut.
Rasa takut
itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau
bahaya itu dating menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana
upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu
termasuk penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu
sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak
lain.
Kita sudah
mengetahui bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Faktor
ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni.
Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri
manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah
manusia yang bersangkutan.
USAHA
MENGHADAPI PENDERITAAN
Cara
pembebasan dari penderitaan ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan, masyarakat sekitar,dengan waspada, dan disertai do’a kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Manusia
adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan
yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah
menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu
manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup.
Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya
terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya merencanakan dan Tuahan yang
menentukan.
Kelalaian
manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaaan. Penderitaan
yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga
dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian
seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penderitaan
dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan.
Cara
pembebasan dari penderitaan ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan, masyarakat sekitar,dengan waspada, dan disertai do’a kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali.
SUMBER:
►Diposting oleh
:yusuf maulana
:
di
09.25
Langganan:
Postingan (Atom)